Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.....
Salam Mahasiswa......😊
Perkenalkan saya Rizaludin beserta Rekan Rekan Kelas Genap Program Studi Pendidikan Sejarah angkatan 2015 Universitas Lampung, bermaksud akan bebagi pengetahuan,kali ini saya dan rekan rekan akan berbagi Informasi mengenai Makna Filosofi dari setiap bagian pada bangunan Air Mancur di depan gedung Rektorat Universitas Lampung.
ini merupakan tugas Akhir yang berupa penelitian yang diberikan oleh Drs.Ali Imron.M.Hum pada mata kuliah Sejarah Lisan dan Tradisi Lisan. semoga dengan adanya Blog ini dapat menambah pengetahuan kita khususnya untuk Mahasiswa Universitas Lampung umumnya untuk khalayak umum semua
Tak lupa yang selalu kami harapkan Saran, Kritik dan komentar yang membangun agar kami dapat memperbaiki kesalahan yang saya dan rekan rekan belum tuliskan dlam blog ini untuk segera saya dan rekan rekan saya perbaik. Terimakasih atas Kunjungannya semoga bermamfaat
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Happy Reading Friend....
.
Makna Filosofi dari Setiap Bagian pada Bangunan Air Mancur di depan Gedung Rektorat Universitas Lampung
Arsitektur sering diterjemahkan sebagai wujud suatu
bangunan yang merupakan benda budaya hasil karya manusia. Dari hasil karya
manusia seperti ini tersirat adanya nilai-nilai budaya yang erat hubungannya
dengan nilai-nilai filosofis religius (Kuntjaraningrat, 1982). Dalam kehidupan
sehari-hari, bangunan, sebagai produk dari arsitektur yang paling umum, adalah
tempat tinggal karena memang manusia pertama kali membuat bangunan adalah untuk
memenuhi salah satu kebutuhan hidupnya yang paling mendasar yaitu sebagai
tempat tinggal atau bernaung. Manusia memerlukan tempat bernaung untuk dapat
bertahan hidup, karena itu tempat bernaung merupakan hal yang sangat utama.
Bangunan air mancur yang berada di depan Rektorat
Universitas Lampung merupakan desain yang dibuat oleh Bapak Rislan Syarif. Pak
Rislan lahir di Kotabumi, 26 Desember 1950. Pak Rislan juga arsitek yang
mendesain gedung Rektorat Universitas Lampung lima lantai. Di Kenali, Lampung Barat,
menjadi objek penelitiannya. Lalu Pak Rislan meneliti tentang budaya Lampung
lewat kain. Pada 1984, pak Rislan mempopulerkan motif kapal. Di Lampung,
menurut penelitiannya, lekukan di kanan kiri pada motif kapal menandakan
kekuasaan. Kini banyak bangunan di Lampung menggunakan motif kapal sebagai
ornament di atapnya.
1.
Tiga Bangunan di Tengah Air Mancur
Kembali mengenai bangunan air
mancur, bangunan ini terdiri dari 3 bangunan di tengah yang merupakan
perlambangan dari bentuk kayu arra atau pohon ayat atau pohon kehidupan.
Sedangkan berjumlah 3 buah karena melambangkan tri dharma perguruan tinggi
yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat. Makna
kegunaan pohon Hayat atau Arra dalam bentuk lain adalah penggunaan kayu arra
pada saat pesta-pesta penting. Kayu Arra didirikan dan dibuat bercabang-cabang,
serta digantungi kain-kain, keranjang dan tikar. Upacara kadang-kadang
berlangsung sampai lebih dari tiga hari. Tradisi “perang-perangan”
dilangsungkan dibawah kayu Arra yang diberdirikan tadi dan dipilih anak gadis
yang masih termasuk anggota keluarga dengan memakai “siger” dan mengenakan
pakaian dari kain yang berkilau.
2.
Bangunan Alas Air Mancur yang Sudut-Sudutnya seperti Perahu
Bentuk
alas atau bangunan alas dari air mancur tersebut seperti memiliki motif perahu
di ujung-ujungnya itu karena melambangkan kekuasaan. Lambang perahu ini diambil
dari kain pelepai. Di Lampung pada zaman dahulu kala, kain kapal atau
pelepai hanya boleh dipakai oleh kalangan terbatas, yaitu para punyimbang dan
keluarganya, karena pelepai dianggap sebagai lambang bangsawan. Pada saat
upacara, kain pelepai biasanya di gantung sebagai pelambang status sosial
punyimbang. Sedangkan kain tampan boleh digunakan oleh setiap tingkat sosial,
yang berfungsi sebagai pokok upacara dalam masyarakat dan sebagai pengikat
manusia dengan dunia sakral. (Holmen dan Anita, 1989; Suwati, 1992/1993).
Jika
dilihat dari makna simbolisnya, penggambaran kapal/perahu pada kain adat
Lampung ini sebenarnya sangat erat hubungannya dengan filosofi kehidupan
masyarakat Lampung itu sendiri. Kapal itu diibaratkan dengan perjalanan hidup
manusia mulai sejak lahir, menginjak dewasa, berkeluarga, dan kemudian mati,
yang merupakan gerak alami setiap manusia yang harus kita lewati dengan bats-batas
tingkatan dan kritis.
3.
Bangunan Berbentuk Oval
Bangunan
air mancur ini dibuat tidak bulat yakni berbentuk oval agar pengendara bisa
melihat air mancur secara keseluruhan kemudian ditambah terdapat patok-patok
yang berbentuk trapezium untuk mengantisipasi orang-orang yang berkendara agar
tidak mempercepat laju kendaraan dan terhindar dari kecelakaan.
4.
Air Mancur Dibuat Bergerak ke Atas
Air
mancur dibuat bergerak ke atas karena setan takut dengan air mancur yang
seperti ini. Pak Rislan mengatakan memang pembuatan air mancur ini penuh akan
mitologi dan filosofi. Penuh kreativitas, namun tidak ngawur melainkan sarat
akan makna. Kemudian, di kanan dan kiri air mancur terdapat 2 kolam yang
terdapat air mancur kecil. Kolam tersebut jika sore hari ketika matahari
menyinari maka sinar dari air mancur tersebut akan memantul ke atas dan dapat
dilihat dari lantai atas rektorat. Air mancur bergerak ke atas melambangkan culuk langi yang diambil dari filosofi
gunung pesagi. Bagi sebagian masyarakat Lampung, cerita kehidupan mereka berada
dibawah bayang-bayang gunung Pesagi yang selalu menyirat suatu keajaiban
legenda dan yang mengidentifikasikan
permukaan gunung tersebut laksana daratan yang sangat luas dengan pemandangan
yang sama ke segala arah (pesagi).
Pada
puncak atap yang yang lebih dikenal dengan nama culu langi biasanya diberi hiasan cincin dari bahan mental karena
culu langi merupakan jembatan para roh untuk naik ke alam atas atau pun turun
ke bumi.
5.
Bangunan Alas yang Mengelilingi Air Mancur disebut Plaza Demokrasi
Bangunan
alas yang mengelilingi air mancur disebut plaza demokrasi karena disitulah
tempat mahasiswa melakukan demonstrasi menyerukan demokrasi dan kebenaran,
menyerukan apa yang ada di fikirannya.
6.
Motif Tapis yang Mengelilingi Air Mancur
Bentuk
dari air mancur tersebut dari lingkaran dasarnya merupakan gambar dari tapis
lampung yang dimana pihak arsitek membuat gambar tersebut untuk memperkenalkan
tapis Lampung kepada siapa saja yang melihatnya.
Demikianlah makna-makna dari
setiap bagian bangunan air mancur yang berada di depan rektorat Universitas
Lampung. Pak Rislan berharap air mancur tersebut dapat melambangkan masyarakat
dan budaya Lampung, dapat menggambarkan kehidupan kampus yang demokrasi dan
menjunjung tri dharma perguruan tinggi, serta sebagai lambang harapan
Universitas Lampung menjadi kampus hijau.
Sumber Lisan:
Wawancara dengan Pak Rislan. Hari Jum’at 22
Desember 2017 pukul 16.00 WIB.
Sumber buku:
Syarief, Rislan. 2017. Pengaruh Warisan Budaya
Perahu Pada Arsitektur Tradisional di Lampung. Lampung: Aura Publishing.
luar biasa
BalasHapus